Bripda Husein berdinas di Biro SDM Polda Sumatera Selatan. Husein direkrut Polri pada 2014 lalu saat putra bungsu dari tiga bersaudara pasangan Samsudin (alm) dan Irma Suryani ini jadi mahasiswa semester dua jurusan Akuntansi, Universitas Sriwijaya.
Dasar perekrutan tersebut karena Husein hafal 30 juz Alquran. Padahal di Universitas Sriwijaya, Husein juga mendapat bea siswa dengan dasar yang sama, hafal Alquran. Namun, dia lebih memilih mengabdi menjadi aparat negara.
"Alhamdulillah berkat hafal Alquran banyak kemudahan yang diberikan Allah, kuliah dapat mahasiswa dan dipermudah masuk polisi," ungkap Bripda Husein kepada merdeka.com, Jumat (2/6).
Selama tiga tahun menjadi anggota polri, kata pria kelahiran Palembang 2 Januari 1995 itu mengaku, tidak pernah terlibat kesalahan atau pelanggaran dalam kode etik dan disiplin keanggotaan. Bahkan, meski hanya berpangkat rendah, dirinya lebih dihormati dan disegani oleh atasan atau teman seprofesi di tempatnya bekerja.
"Bukan mau dihormati, tapi begitulah kenyataannya. Yang tahu segan, tidak berani ngajak macam-macam. Itu karena Alquran," kata dia.
Bripda Husein menceritakan, mengerti dengan Alquran sejak kecil karena berasal dari keluarga cukup agamis. Lama-lama dia memutuskan untuk menghafal di Pondok Pesantren Jamiatul Qura Palembang saat masih duduk di bangku kelas I MTs (setingkat SMP).
Enam tahun menghafal atau saat duduk di bangku kelas III Aliah (setingkat SMA), Bripda Husein berhasil merampungkan hafalan 30 juz kitab suci Umat Muslim itu. Dia menamatkan hafalan bersama belasan santri lain.
"Nenek saya dulu qariah, dari beliau paham Alquran, waktu kecil disuruh hafal surat-surat pendek. Alhamdulillah jadi kebiasaan dan sekarang jadi hafidz," tuturnya.
Menjadi anggota polri tentu membuat waktunya lebih padat. Agar hafalan tidak lupa, setiap hari dia menggunakan waktu istirahat untuk mengulang atau mengaji di masjid.
"Habis Dzuhur tiap hari saya mengulang, paling sedikit satu juz. Itu cara buat kerjaan lancar terus hafalan tetap terjaga," pungkasnya.
Advertisement