Program berbagi Ngedum Ojir JatimTIMES Network kembali hadir di bulan suci Ramadan 1442 H. Seperti diketahui di bulan suci ini sudah sepatutnya kita saling berbagi dan membantu yang membutuhkan.
Kisah memprihatinkan sekaligus menggugah hati pada episode Ngedum Ojir Ramadan kali ini datang dari pasangan suami istri Wagimun dan Sunarti. Diceritakan oleh tokoh pemuda setempat Ahmad Zainudin pasangan suami istri sudah berusia renta.
Diawali dengan sambutan, Direktur JatimTIMES Network Lazuardi Firdaus, tim Ngedum Ojir pun menyambangi persinggahan Wagimun dan Sunarti yang ada di Dusun Karangjambe, Desa Jambearjo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang.
Diceritakan jika pasangan suami istri ini sangat memprihatinkan. Mereka harus tinggal di tanah yang bukan milik pasangan Wagimun dan Sunarti. Disampaikan oleh Ahmad, bahkan rumah yang saat ini sudah ditinggali selama 10 tahun itu adalah hibah dari tetangga yang peduli dengan pasangan tersebut.
Wagimun dan Sunarti memiliki 7 anak. Tak lama, tim Ngedum Ojir tiba di kediaman pasangan suami istri itu. Saat tiba di rumah yang terlihat sederhana itu, tim Ngedum Ojir disambut oleh Wagimun dan Sunarti di ruang tamu.
Firdaus pun bertanya berapa usia kedua pasangan itu. Diketahui Wagimun berusia 65 tahun dan Sunarti berusia 62. Wagimun lantas mengatakan jika sehari-hari ia masih bekerja. Ia mendapatkan bayaran senilai Rp 40 ribu setengah hari sebagai buruh tani.
Uang itu pun dikumpulkan untuk biaya sekolah anak mereka yang terakhir. Tampak kondisi rumah yang tak memiliki atap serta terbuat dari anyaman bambu.
Selain itu di beberapa bagian terlihat kondisi ruangan yang tidak rapi. Firdaus lantas bertanya berapa anak Wagimun dan Sunarti ini.
"Tujuh, meninggal 1 umur 38" jawab Sunarti sambil menangis.
Sunarti lantas menceritakan 2 anaknya yang masih menempuh pendidikan. Anak terakhir kini masih duduk di bangku SMK dan kakaknya baru saja lulus kuliah dengan mencari biaya sendiri.
Ia menempuh jurusan perpajakan dan kini sedang bekerja. Selain itu Sunarti juga menceritakan jika rumahnya dulu dijual untuk biaya kakaknya menempuh pendidikan.
"Nggak ada (biaya) sudah dihabiskan kakaknya dulu, rumah, saya nyekolahkan anak saya dulu yang kedua itu sukses jadi dokter," cerita Sunarti.
Ia juga menceritakan jika anaknya itu seakan "melupakan" orangtuanya. "Gimana ya mas 1 anak, 1 menantu gimana ya gitu loh," lanjutnya lagi.
Bahkan, Sunarti mengatakan jika saat ini hati anaknya itu masih belum dibuka oleh Allah SWT. Meski begitu, Sunarti mengaku bangga memiliki anak seorang dokter.
Wagimun dan Sunarti lantas mengatakan jika pendidikan nomor 1 untuk anak-anaknya agar mereka tidak seperti orangtuanya. Segala cara pun mereka lakukan demi mencari biaya pendidikan anak-anak mereka.
Bahkan, Wagimun dan Sunarti tidak pernah meminta surat keterangan miskin dari desa. Sunarti mengatakan jika dimintakan surat desa anak-anak justru malu.
Hingga tiba waktunya, tim Ngedum Ojir memberi sedikit bantuan kepada pasangan Wagimun dan Sunarti senilai Rp 1 juta.
"Suwun nggih mas, pak," ujar Sunarti.
Wagimun dan Sunarti pun mendoakan agar tim Ngedum Ojir selalu sehat.
Program Ngedum Ojir tersebut merupakan bentuk kepercayaan dari pembaca JatimTIMES Network untuk kemudian bisa disalurkan kepada masyarakat yang kurang mampu. Para pembaca JatimTIMES Network pun bisa menyampaikan kepeduliannya dan turut berbagi dengan mendatangi atau menghubungi kantor JatimTIMES.
Dengan program ini, diharapkan masyarakat yang benar-benar membutuhkan dapat merasakan sedikit kebahagiaan serta memberikan inspirasi mengenai nilai-nilai kehidupan kepada pembaca setia JatimTIMES Network di mana pun berada.
Episode JatimTIMES Ngedum Ojir akan terus berlanjut untuk “Berbagi Kebahagiaan dan Mengukir Senyuman”.