Gaza - Roket Israel membombardir Gaza, Palestina. Akibatnya, puluhan orang tewas dan lebih dari 500 orang terluka. Warga Palestina pun menceritakan detik-detik kengerian saat Israel melancarkan serangan udara ke Gaza.
Kengerian ledakan di Gaza itu salah satunya diceritakan Ihsaan a-Zaanin (28). Zaanin tak menyangka hari itu seketika berubah jadi duka. Dia mengaku baru saja kembali dari membeli baju Lebaran untuk anak kembarnya yang berusia 5 tahun.
"Ketika saya kembali dari pasar ke rumah ayah saya, saya melihat anak-anak saya di jalan bermain dengan sepupu mereka, dan saya keluar untuk membawa mereka masuk," kenangnya, dilansir dari The Washington Post, Rabu (12/5/2021).
Zaanin mengatakan saat itu tak segera masuk ke dalam rumah dan malah berbincang dengan pamannya. Namun, tak berapa lama, ledakan terjadi. Seketika, dia langsung tergeletak di tanah. Sang paman dan sepupunya juga tergeletak di tempat tak jauh darinya.
"Ledakan itu terjadi, dan saya menemukan diri saya di tanah. Saya melihat paman dan sepupu saya di tanah, dan saya mulai berteriak sampai mereka datang dan membawa saya ke rumah sakit dengan mobil pribadi," katanya dari ranjang rumah sakit, dengan suar lemah.
Zaanin, yang di bagian dadanya terkena pecahan peluru, termasuk di antara ratusan warga Palestina di Jalur Gaza yang terluka akibat serangan udara Israel. Kini, bukannya merayakan Lebaran, Zaanin justru terbaring di rumah sakit akibat ledakan.
Pengeboman di Gaza berlanjut sepanjang malam dan intens. Serangan Israel itu menyebabkan erusakan parah di sekitar situs militer dan bangunan tempat tinggal yang dilanda Israel.
Bagi warga Gaza - yang mengharapkan liburan yang akan datang menawarkan kelegaan dari kesulitan hidup sehari-hari - serangan dari Israel itu merampas harapan mereka. Salah satunya, Omar Murtaja (53).
Murtaja merupakan seorang pedagang kacang. Dia bergantung pada Hari Raya Idul Fitri untuk menutupi banyak pengeluaran tahunannya. Pada hari Selasa, dia sedang duduk bersama ketiga putranya di depan tokonya di Jalan Jamal Abdel Nasser di Kota Gaza, menunggu pelanggan.
"Jika kondisinya normal, Anda mungkin akan melihat antrean panjang orang yang menunggu untuk mendapatkan kacang yang ditempatkan pada hari pertama Idul Fitri bagi pengunjung, tapi sayangnya saat ini jumlah pelanggan kami sedikit. Tahun ini, saya membawa setengah dari jumlah yang saya bawa setiap dua tahun, karena lockdown karena virus corona, dan hanya dalam seminggu terakhir pasar dan toko dibuka kembali secara normal," tutur Murtaja.
Murtaja mengatakan, memanasnya Gaza membuatnya dagangannya terimbas. Dia mengatakan beberapa orang menimbun persediaan liburan sekarang, menjelang Idul Fitri. Menurutnya, warga saat ini memilih berdiam diri di rumah karena khawatir kekerasan akan semakin parah.
"Kebanyakan orang takut," katanya.
Sumber: news.detik
Advertisement