Seorang pria bernama Khadisin (61) diketahui meninggal saat menjadi imam sholat witir.
Khadisin sendiri adalah seorang anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Jombang.
Ia meninggal dunia saat menjadi imam sholat di mushola Mojoagung, Sabtu (17/4/2021) malam.
Dilansir dari akun Instagram (IG); generasi_muda_nu_Official, tampak foto saat tubuh korban masih dalam posisi terbaring di area salat, tidak sadarkan diri.
Tampak korban mengenakan baju kemeja batik lengan panjang, dan bersarung warna hijau.
Posisi telapak tangan korban, tampak saling menempel, seperti sikap sempurna dalam ibadah salat.
Informasi yang dihimpun surya.co.id, Khadisin tak lagi bisa menopang tubuhnya secara sempurna, sesaat usai melakukan prosesi ruku' di tengah sholat Witir.
Saat dirinya hendak melanjutkan prosesi sujud. Di situlah tubuhnya mendadak ambruk. Khadisin tak sadarkan diri.
Sejumlah makmum jamaah saf terdepan secara sigap langsung memegang tubuh Khadisin, untuk memastikan keadaannya. Tak lama kemudian, ia mengembuskan nafas terakhir, sekitar pukul 19.30 WIB.
Penelusuran surya.co.id, Khadisin adalah warga Jalan Masjid RT 03 RW 07, Dukuhdimoro, Mojoagung, Jombang.
Sebagaimana dikutip TribunStyle.com dari Surya.co.id Sosok Khadisin, Banser Jombang yang Meninggal saat Imami Sholat Witir, KH Marzuki Sampai Bilang Top, ia meninggal dunia saat sedang menjadi imam salat witir di Musala Al-Hidayah Pandean, Miagan, Mojoagung, Jombang.
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jatim M. Syafiq Sauqi alias Gus Syafiq mengaku, pihaknya masih terus mengumpulkan informasi melalui jajarannya di PC GP Ansor Jombang, terkait penyebab pasti kematian Khadisin.
Kendati begitu, mewakili keluarga besar PW GP Ansor Jatim turut, ia menyampaikan ungkapan dukacita atas wafatnya sahabat Chadisin. Dan berdoa, almarhum Chadisin mendapatkan tempat terbaik disisi Allah SWT.
"Dan juga berdoa semoga almarhum dikumpulkan bersama para muassis NU Mbah Hasyim dan para Masyayih di surgaNya nanti. Terima kasih tak terhingga atas pengabdiannya selama ini di Banser dan Ansor, semoga amal ibadahnya diterima disisi Alloh SWT," pungkasnya.
Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Marzuki Mustamar mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Khadisin (61) anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Cabang Jombang saat sedang menjadi imam salat di sebuah musala, di Mojoagung, Jombang.
Menurut pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilurrosyad, Gasek, Malang itu, Khadisin meninggal dalam momen yang paling indah. Yakni ditengah proses ibadah salat kepada Allah SWT.
Saking indahnya momen tak dinyana itu, KH Marzuki mengaku, bahwa dirinya sempai tak kuasa menahan haru, hingga tak sabar untuk menumpahkan perasaannya itu dengan membuat postingan tulisan dalam media sosial (medsos) memaknai momen kematian Khadisin.
"Itu top bisa-bisa saya kalah derajat dengan dia. Saya membuat tulisan; tolong sahabat nanti di akhirat, jangan lupakan saya. Gandeng tangan saya di shiratalmustakim. Pertemukan saya dengan Mbah Hasyim Asyari,"
Menurut KH Marzuki, momen kematian Khadisin saat menjalani prosesi ibadah itu lazim disebut dalam Islam sebagai Husnul Khotimah.
Sebuah momen dicabutnya nyawa seorang anak manusia dalam keadaan terbaik. Seperti sedang menjalani ibadah, sedang menunaikan tugas mulia yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Nyata-nyata untuk sekarang saya kalah. Sudah jelas husnul khotimah. Meskipun seorang Banser. Kalau saya kiai kan dhohirnya, kan kita berharap juga husnul khotimah,"
Melalui sekelumit momen kematian Khadisin yang disajikan Allah SWT kepada masyarakat. KH Marzuki mengajak kepada masyarakat untuk senantiasa menebar kebaikan di mana pun berada dan kapan pun saja.
Ajal dalam episode hidup manusia hanya Tuhan yang tahu. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk senantiasa beramal saleh, menebar kebaikan, dan meniatkan segala tindak tanduk dalam hidup sebagai representasi lain ibadah kepada Tuhan.
"Mas Khadisin nyata ceto welo-welo husnul khotimah, laiyo begitu enak. Kita harus ibadah dengan segala bentuk ibadah dan macamnya. Kita enggak saklek. Kerja diniati karena Allah ya itu ibadah juga. Mati dalam keadaan kerja. Banser mati dalam keadaan jaga keamanan semua mati dalam ibadah,"
Lalu, bagaimana sosok Khadisin?
Ketua Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jombang Zulfikar Damam Ikhwanto mengatakan, sosok Khadisin sama seperti anggota Ansor atau Banser lainnya.
Dia memiliki peran dalam menghidupkan fungsi keagamaan Islam Rahmatan Lillalamin khas amaliyah Nahdlatul Ulama (NU) ditengah masyarakat yang berada di dekat tempat tinggalnya.
Usia anggota yang terbilang matang, kerap menjadikan para anggota atau kader Ansor dan Banser mendapat tempat khusus di tengah masyarakat dengan menyandang sebutan tokoh atau pemuka agama.
"Ya menjadi aktivis di masjid, di langgar, di musala wilayah, atau di rumahnya masing-masing. Biasanya begitu," ujar Gus Antok, sapaan akrabnya, saat dihubungi TribunJatim.com, Minggu (18/4/2021).
Sosok Khadisin sebagai kader Ansor dan Banser memang dikenal loyal.
Pria berkumis itu menjabat sebagai anggota Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon) Banser Mojoagung, Jombang.
Perangainya yang supel, ramah dan mudah akrab dengan banyak orang. Membuat sosok Khadisin begitu dekat bagi rekan sesama organisasi.
Khadisin, ungkap Gus Antok, adalah kader sekaligus sahabat yang tak pernah pilih-pilih dalam menjalankan tugas.
Kendati usianya terbilang senior, Khadisin selalu siap sedia dalam mengemban amanat tugas organisasi.
"Beliau enggak ada kata 'tidak siap', gitu ya. Salawatan, siap. nge-PAM untuk pengamanan juga siap. Bahkan jaga Kantor PCNU yang ada di Mojoagung itu pun siap," pungkasnya.